Bandar Lampung – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Lampung Taufik Hidayat mensosialisasikan Program Gerakan Membangun (Gerbang) Desa Sai Bumi Ruwa Jurai (Saburai).
Dia mensosialisasikan program itu saat mengikuti seminar tentang ketahanan ekonomi yang diadakan STIE Umitra dan Anggota MPR/DPD RI Dr. H. Andi Surya, di Sekolah Global Surya, Bandar Lampung, Jumat, 26/8/2016.
Taufik mengatakan, dana bantuan Program Gerbang Desa Saburai untuk membangun infrastruktur desa, seperti pembangunan jalan, onderlagh, dan sumur bor. “Prioritasnya untuk infrastruktur dahulu,” kata dia di hadapan 300an peserta diskusi.
Menurutnya, tujuan Program Gerbang Desa Saburai untuk mengentaskan kemiskinan. Sebab, 71,53% penduduk Lampung berada di perdesaan. Sisanya, 28,47% berada di perkotaan. “Untuk itu, program pemerintah hendaknya difokuskan di desa,” ujar Taufik.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Lampung 4 tahun terakhir baik, terutama ditingkat konsumis, meski presentasi kemiskinan meningkat.
Dari data Bapeda penduduk miskin di Lampung Utara ada 23%, Pesawaran 17 %, Lamtim 17%, Lamsel 16,7%.
Dari 2.600an desa yang ada, yang termasuk desa maju ada 391 desa, maju disini artinya karena prasarana dan sarana desa ada. 1.000 an desa berkembang, 812 kurang berkembang, dan 380 sangat kurang berkembang dan tersebar di seluruh Lampung.
“Gerbang desa dimulai akhir 2015. 380 desa dilakukan program ini secara bertahap, dengan target akhir 2019 semua desa sudah dientaskan,” jelas Taufik.
Selain Kepala Bappeda, seminar t dihadiri sejumlah pihak. Diantaranya anggota DPD Andi Surya yang juga Ketua Yayasan Umitra, Komandan Korem 043/Gatam Kolonel (Kav) Supriyatna, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung Untung Nugroho, dan anggota DPRD Lampung, Toni Eka Candra, Ardiansyah, Ketua Perabiz Lampung, Supriyadi dari LIRA Lampung, Irwan Effendi dari Universitas Lampung, Untung Nugroho, Kepala Perwakilan OJK Lampung, Indrayana Judana wakil dari BI Lampung dan wakil dari BPS Lampung.
Bertindak selaku pemimpin seminar Dr. H. Andi Surya, anggota MPR/DPD RI yang kerap mengangkat permasalahan ekonomi Lampung dalam kajian-kajian ilmiah bersama para pakar, praktisi, lalu mengandeng akademisi dan birokrat.
Menurut Ardiansyah, cara memberantas kemiskinan adalah dengan melibatkan orang yang independen tetapi didukung oleh pemerintah pusat, kota atau daerah.
“Di Lampung untuk mencari 100 orang kaya tidaklah sulit, 1 orang bisa menguasai atau menangani satu desa, pemerintah menyiapkan fasilitas,” ujar Ardiansyah.
Menurutnya, desa adalah lumbung persoalan-persoalan yang harus dituntaskan . Ia juga mengkritisi hasil sensus yang dikeluarkan BPS. “Apa kriteria miskin pun harus jelas,” tegasnya.
Sementara itu Prof. Irwan Effendi, akademisi dari Unila, menggagas agar jika ingin membangun desa, harus ada pemberdayaan ekonomi ke depan.
Di sisi lain, Supriyatna lebih menyoroti hal-hal yang berkenaan dengan ketahanan masyarakat desa dan bagaimana memberdayakan masyarakat desa untuk terlibat aktif dalam program pembangunan. “Ada 3 hal yang sering kali lakukan sebagai TNI, pertama bakti TNI, kedua komunikasi sosial, ketiga ketahanan wilayah,” ujar danrem.
“Indonesia memiliki potensi vegetasi (cocok tanam sepanjang tahun), karena memiliki kesuburan wilayah equator atau memiliki dua musim,” papar Supriyatna.