BANDAR LAMPUNG -- Melukis banyak manfaatnya mulai dari kepuasan bathin, aspirasi, ekspresi, dan rasa-rasa di hati dan pikiran bisa kita tumpahkan di media, ungkap pelukis muda Lampung Budi LKS. “Lebih mengerti hidup karena biasanya lukisan-lukisan menceritakanb kehidupan, filosofi, sejarah dan lain-lain,” ujar pria kelahiran 20 Maret 1992 ini.
Mahasiswa STMIK Mitra Lampung ini bernama sejak kecil hobi coret coret buku, buku apa saja ia coret-coret, bahkan sampai tembok rumah ia jadikan media buatnya menggambar saat itu. “Karena tangan saya greget mau gambar kalau melihat pena atau pensil. Jadi tidak melihat lagi dimana medianya. Tetapi saat itu saya belum berani publikasikan hasil gambaran saya, cuma kepuasan bathin saya,semenjak SMP saya mulai sedikit berani publikasikan karya saya sampaii SMA saya sudah mulai berani kompetisi di dunia seni,” tutur Budi di kediamannya di Jln Kayu Manis, Way Halim Bandar Lampung, Sabtu (22/8/2015).
Beberapa perlombaan ia ikuti dan hasilnya cukup baik. Sayangnya ia tidak ada fotonya, karena dulu ia tidak memiliki hp yang ada kameranya. “Saat menginjak SMA kelas 3 saya mulai suka lawan jenis, saya dulu suka ngelukis pacar saya, dan hasilnya juga lumayan. Sampai suatu saat ada yang order mau dibuatkan muka pacarnya. Saya berani-beraniin aja, akhirnya saya buat dan dikasih uang, 30 ribu waktu itu,” ujar Budi alumni MAN 1 Model Bandar Lampung, yang sempet kerja 2 tahun dahulu sebelum memutuskan kuliah di STMIK Mitra Lampung.
“Saya sedikit-sedikit mulai berani mengambil orderan walau dulu saya batasi 3 buah lukisan dalam 1 bulan. Dari situ awalnya saya berani publikasi dan jual hasil karya saya. Seiring berjalan waktu, dari mulut ke mulut orderan mulai banyak. Seminggu bisa dapat 3 orderan. Saya lama lama tertarik menekuni hobi saya ini,” yang pernah mondok saat sekolah di MTs Miftahul Huda Pringsewu
Tapi terkadang ia bosan dengan gambar di kertas atau di kanvas saja.
“Nggak cukup itu saja, saya juga berani-beraniin ke seni tatto, tetapi seni tatto kurang pas dengan gaya hidup saya, jadi saya putusin nggak ke tatto, walau sudah sedikit ilmu saya tangkap. Baik tatto permanen, tatto temporer dan lainnya,” tutur pria yang mengaku sembari berseloroh sanggar seninya ada di kamar nya ini.
Ia juga mulai berani menerima panggilan melukis di TK, Paud, bahkan kamar.
Seiirng waktu berjalan, bukan sukanya saja yang ia rasakan, dukanya juga ada. Ia paling males ketika lagi nggak mood. “ Kalau gambar pas posisi lagi nggak mood otomatis pengarush sama hasil lukisan yang saya buat,” ujarnya.
Saat ini ia tidak hanya menerima luksian di kanvas atau di kertas saja, ia juga menerima lukisan karikatur, siluet wajah, melukis dinding dan tatto. Semuanya ia ambil kalau ada yang order.
Budi dari kecil memang sering meraih prestasi diantaranya waktu SD ia pernah beberapa kali menjadi lomba mewarnai. Di SMP pernah menjadi juara lomba kaligrafi, dan di SMA pernah menjadi juara lomba ilustrasi dan filosofi seni rupa.